MEET THE RUKAWAS


MEET THE RUKAWAS

A Slam Dunk Fanfiction

Language : Bahasa Indonesia
Rate : General
Genre : Family, Drama, Comedy ( setidaknya menurutku)
Oneshot. 

Pernah kepikiran gak tentang keluarga sang pangeran es? Bagaimana orangtuanya? Berapa saudaranya? Bagaimana dia berinteraksi dengan keluarganya? Well, yang satu ini bakalan merusak imajinasi kalian.



"Kensei, Hungarian tu bahasanya orang kelaparan, ya?" tanya adik perempuan Rukawa sambil menurunkan majalah Discovery Channel yang barusan dibacanya. Pertanyaan inosen tadi langsung menyedot perhatian setiap insan diruang rawat inap itu. Bahkan Kensei, adik bungsu Rukawa, orang yang diberi pertanyaan oleh kakak perempuannya itu, hampir tersedak ludahnya sendiri karna pertanyaan konyol itu.
Mengembalikan mode dirinya ke cool mode, Kensei kemudian menjawab pertanyaan nyeleneh kakaknya itu, "itu bahasa negara Hungaria, kakak," ucapnya sambil meneruskan kegiatan membaca majalah olahraganya tadi.
Momo mengangguk-angguk mendapatkan jawabannya. Dia kemudian meneruskan membaca lagi. Kedua Rukawa itupun tenggelam dalam bacaannya kembali dan ruang rawat itu kembali sunyi.
 Mitsui, Ayako, Miyagi, Kogure dan kapten Akagi sweatdropped.
Kelima orang anggota club basket SMA Shohoku itu tak bisa berkata-kata melihat kejadian barusan. Jadi para murid SMA Shohoku itu ceritanya sedang mengunjungi pemain andalan Shohoku yang sedang sakit tipus dirumah sakit. Di ruang rawat inap Rukawa saat itu hanya ada Rukawa yang sedang terbaring lemas dan dua adiknya yang asik dengan bahan bacaanya, orang tua Rukawa sedang berada dikantin.
Kelima orang itu rencananya mau berpamitan dan segera pulang, tapi karena orang tua Rukawa belum kembali juga dari kantin, maka kelimanya memutuskan untuk menunggunya. Tapi ternyata saat menunggu hujan turun dengan sangat derasnya.
Jadilah mereka terjebak dirumah sakit sore-sore. Untungnya saat mereka menunggu hujan reda, orang tua Rukawa muncul membawa kudapan dan cemilan. Saat-saat itulah keempat pemuda dan seorang pemudi itu berkesempatan mengamati keluarga sang pangeran es itu. Dan ternyata bayangan mereka selama ini melenceng jauh. Sebelumnya mereka mengira Rukawa tinggal dengan keluarga yang dingin dan kurang kasih sayang sampai Rukawa sebegitu dinginnya. Tapi kenyataanya, orangtua Rukawa jauh dari kesan dingin, bahkan mereka tidak percaya bahwa wanita yang sedang menyuapi pemuda cool itu adalah nyonya Rukawa.
Memang tuan Rukawa terlihat berkharisma dan mempunyai pembawaan yg tenang, mungkin dari dialah sifat cool Rukawa diturunkan.
Tapi yang membuat mereka semakin tidak percaya bahwa keluarga yang sangat terlihat mencerminkan keluarga bahagia itu adalah keluarga Rukawa adalah kedua adik Rukawa. Meski Kensei Rukawa terlihat sangat mirip dengan wajah dan kelakuan Kaede Rukawa, tapi komentar-komentar cerdas dan kadang sarkas darinya menjauhkan dia dari ketagori cuek khas seorang Kaede Rukawa. Apalagi Momoko Rukawa, gadis itu memang terlihat cool dan jutek, tapi ocehannya benar-benar tak terduga keluar dari adik seorang Kaede Rukawa.
Dan dia usil.
Korban yang paling sering adalah adiknya, seperti tadi. Pertanyaan yang membuat orang lain beranggapan bahwa Kensei Rukawa the cool Boy punya kakak yang keterbelakangan.
Tapi selain itu, mereka juga akhirnya bisa melihat sisi lain seorang Kaede Rukawa yang bisa manja saat sakit. 
Jadi sebelum Nyonya RUkawa kembali dari kantin tadi, Rukawa menolak untuk makan. Kata Momo kakaknya itu tidak mau kalo tidak disuapi ibunya. Cowok-cowok badboy asal Shohoku itu cengo mendengar penuturan Momo. Ya mereka maklum juga sih, perawatnya yang malah tebar pesona itu mungkin malah semakin membuat Rukawa mual.
Sekarang ruangan itu senyap, hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan piring dimana Nyonya Rukawa yang memakainya untuk menyuapi putranya.
Kakak Rukawa, Reiji Rukawa mencoba membuka percakapan dengan rekan setim adiknya.
            "Kalian baik banget ya, mau menjenguk, Kaede" katanyä
            "Rukawa-kun juga teman kami, sudah sewajarnya lah," jawab kapten Akagi.
"Untung teman-temanmu baik, Kaede, coba kalo enggak, mana mau mereka njenguk manusia es kaya kamu itu," cibir Reiji ke adiknya yang sedang lemah makan bubur.
Sebelum Rukawa menjawab olokan kakaknya, Momo menyahut dengan suara penuh otoritas, yang bahkan Ayako kalah menyainginya, "Reiji, jangan mulai deh, kamu gak mau kan diusir dari rumah sakit ini karena membuat keributan dengan pasien," ujar Momo, kelima anggota club basket Shohoku itu terhenyak, Momo bisa terdengar sangat dingin dan seram dengan suaranya barusan.
"Maa, Momo-chan... Kok gitu..." balas Reiji sambil manyun, dari tadi Reiji datang, dia selalu mencoba bermanis-manis dengan adiknya, tapi malah ditanggapi dingin oleh keduannya.
"Udah kamu diem aja," jawab Momo masih dengan nada yang sama, hidungnya tertutup majalahnya.
            "Reiji-nii gak usah ngejekin Kaede-nii, walaupun Kaede-nii lagi sakit, dia masih kuat buat nonjok kamu," kali ini gantian Kensei yang memberi nada dingin pada kakak sulungnya.
"Ara, adik-adikku kenapa kejem banget sih sama aku? Giliran Kaede aja pasti dibaik--" perkataan mahasiswa itu terputus setelah dirinya dihadiahi lirikan tajam dari adik perempuan nya dan sebuah ucapan,"udah, diem aja."

 Dan Reiji Rukawa, sulung keluarga Rukawa bungkam karena ucapan simple adik perempuan satu-satunya.
"Nah, makan obatnya Kaede," kali ini gantian suara dewasa milik Nyonya Rukawa yang terdengar, seluruh mata- kecuali milik Kensei dan Momo- menuju ke arah sang pasien. Rukawa terlihat enggan dengan obat-obatan yang harus dikonsumsinya, kerutan didahinya semakin terlihat.
"Enggak. Pahit," tolaknya sambil masih cemberut.
Para penjenguk sweatdropped. Miyagi tidak dapat membayangkan apa jadinya Rukawa setelah ini kalau saja Sakuragi ada ditempat itu. Dan rekan setim Rukawa itu semakin heran ketika setelah melirik ibunya, Rukawa langsung menyahut gelas dan meminta obatnya untuk segera memasukkannya ke mulutnya lalu menelannya. Sepertinya kelima murid SMA Shohoku itu melewatkan lirikan tajam dari ibunda pasien itu.
Terdengar Tuan Rukawa mendengus setelah melihat kelakuan putranya itu. Dan Reiji sampai kesusahan menahan tawanya karna kejadian barusan. Keduanya tahu bahwa segahar dan secuek apapun, putra-putri dari keluarga Rukawa takkan berani menolak perintah ibunya apalagi setelah diberi lirikan super maut.
"Siniin yang itu Ken, aku mau baca berita olahraga," perintah Momo pada Kensei.
Dengan suka rela Kensei memberi kakaknya majalah yang barusan dibacanya, dirinya kemudian membaca majalah Discovery Channel yang barusan dibaca kakaknya.
Lima pasang mata memandang Momo, mengantisipasi perkataan konyol yang barangkali akan keluar dari mulut gadis itu. Tapi setelah cukup lama, Momo tetap anteng membaca majalah itu. Dirinya sepertinya sangat khusyuk membaca artikel didalamnya. Mitsui, Kogure, Akagi, Miyagi dan Ayako menahan diri untuk tidak menghembuskan nafas lega. Sudah sering sekali mereka sweatdropped hari itu, capek.
Tapi tiba-tiba, "Ken, waktu dulu kamu masih main sepak bola, kamu jadi apa? Jadi gelandangan ya?"
Pertanyaan dari Momo kali ini tak hanya sukses membuat sweatdropped tapi juga sukses membuat facepalmed Kensei. Saking dia tak bisa berkata-kata apa lagi dengan pertanyaan konyol yang entah beneran kakaknya itu gak ngerti atau dia cuman iseng aja.
Bahkan Kaede Rukawa sendiri terlihat nyengir dengan pertanyaan konyol kali ini.
"Gelandang kakak," ralat Kensei,
Meski wajahnya berusaha se-cool mungkin, tapi tak memungkiri terdengar nada frustasi dalam perkataannya barusan.
"iya itu juga boleh, maksudku juga itu tadi" balas Momo ngasal.
Sembuh dari ke-cengo-annya, Kogure kemudian bertanya, "loh, Kensei-kun pemain bola?"
"Dulu, waktu masih kecil," jawab Kensei
"Kamu kan sekarang juga masih kecil Ken," sanggah Reiji
            "Waktu masih SD," ralat Kensei walau dia seperti tidak menggubris kakaknya
"Kamu kan sekarang juga masih SD,Ke-"
"Urusai !!"
Boys will always be boys. Tuan Rukawa dan istrinya menggelengkan kepalanya. Sepertinya terhibur dengan kelakuan putra-putrinya.
"Hmm, semenjak Rukawa-kun jadi pemain andalan di Tomigaoka, SMP Tomigaoka tidak pernah absen masuk majalah ya, pasti ada aja ulasan mengenai atlet-atlet muda berbakat dari SMP itu," ujar Akagi.
Dirinya kebetulan habis membaca artikel tentang pemain muda dari Tomigaoka yang menjadi rebutan para pelatih SMA, sama seperti Rukawa dulu.
Beberapa kepala milik Reiji, Tuan Rukawa dan yang lain menoleh memperhatikan Akagi karna ucapannya barusan.          
"SMP Tomigaoka jadi terkenal gara-gara Kaede ya?" kata Nyonya Rukawa, rasa bangga tertera jelas diwajahnya. Rukawa pun juga terlihat bangga dengan pujian dari kapten dan dari ibunya itu tadi.
Sementara Reiji mendengus. Dari ketiga Putra Rukawa itu, memang dialah satu-satunya yang tidak tertarik dengan olahraga. Dirinya malah tertarik menjadi Robotik daripada atlet. Saat ini dia bahkan sedang kuliah mengambil jurusan tersebut.
"Nah, gitu loh Kensei, kamu mau jadi gelandangan ('GELANDANG!!') mau jadi apa, tapi kamu tetap harus hebat, seperti aniki, bisa terus-terusan masuk majalah gitu..." ucap Momo.
Meski masih ada kata gelandangan yang seharusnya diganti dengan gelandang, tapi Kensei mengerti benar dengan maksud saudarinya itu. Dirinya tidak boleh setengah-setengah dalam berusaha, dirinya harus bisa menjadi hebat seperti kakaknya yang sangat dibanggakan oleh orang-orang, apalagi keluarganya mendukung penuh apa yang menjadi cita-citanya.
Mendengar ocehan Momo, Reiji dan Kaede Rukawa tersenyum, meski dengan cara konyol, tapi mereka senang Momo berhasil memotivasi adik bungsunya.
Apalagi Tuan dan Nyonya Rukawa, senyuman mereka semakin merekah setelah mendengar celotehan Momo yang ngaco itu. Tak hanya terhibur, mereka juga semakin bangga dengan anak-anaknya yang satu sama lain saling mendukung.
Kapten Akagi terlihat mengagumi perkataan Momo, dari semua omongannya hari itu, sepertinya hanya itu satu-satunya perkataan yang paling cerdas
__end
Terima kasih telah membaca, kami mengharapkan umpan balik positif dari anda sekalian. :))

Friendship

when love is no longer just love
Love is not always about men and women
friends, family, yourself and God
unconditional love that however you did poorly, their love will never change



Well gimana pun juga orang orang di sekitar gue memberikan banyak hal berharga dalam hidup gue...

dan lagu The Bird and The Wormnya Owl City kayaknya syahdu banget didengerin saat lo tau betapa berharganya temen temen lo.



If You're The Bird,
Whenever we pretend it's summer,
Then I'm the worm,
I know the part, it's such a bummer,
But fair is fair,
If my segments get separated,
I'll scream
& you'll be there.
Close your eyes (Close my eyes),
Slide the cotton off of your shoulder
And feel the shine (feel the shine),
I'm hooked so toss me over,
And cast a line (oh I'll try),
Oh throw a party and greet my undersea friends (it depends),
As they arrive (if they arrive),
You and I left our troubles far behind (troubles far behind),
But I still have just one more question on my mind,
For all my pals who live in all the oceans and the seas,
With friends like these well, who needs enemies?


when i'm sad

Sedih itu adalah ketika kamu sudah berbuat sesuatu yang buruk, untuk mencuri atensi orang yang kita sayang,

tapi, 

kamu tidak pernah mendapatkan apa yang sebenarnya kamu harapkan.

even the most lol-ing person can be sad.
sad pug is sad
Everyone can sad, 
puppy can sad, 
penguin can sad,
and people make it worse.

Still, we can't live without them-some of them.

But Still, we can't avoid sadness.


Lagu yang Paling Romantis

The silence isn't so bad 
'Til I look at my hands and feel sad  
'Cause the spaces between my fingers  
Are right where yours fit perfectly
vanilla twilight


Vanilla Twilight by Owl City.

Belum pernah denger lagunya? Harus! Harus cari dan dengerin, lagunya gombal maksiat tapi 'ces' gitu lah pokonya.

-The silence isn't so bad  
'Til I look at my hands and feel sad  
'Cause the spaces between my fingers  
Are right where yours fit perfectly

-And I'll forget the world that I knew  
But I swear I won't forget you 
Oh, if my voice could reach Back through the past  
I'd whisper in your ear  
Oh darling, I wish you were here 

 

Because Of You


It’s Because of You, Honey.
Chapter 1
Sehabis bertengkar dengan pacarnya, Rukawa jadi Prince Charming gitu, flirting everywhere, bahkan sama cewek-cewek dari Rukawa Brigade. Sebenarnya apa yang terjadi saat pertengkaran itu sehingga dia bisa berubah seperti itu? Disputuskah?

Siang hari dipertengahan musim dingin di kota Tokyo, terlihat ada seorang cowok berambut hitam legam yang berdiri di dekat gerbang Universitas Tokyo, kehadirannya disana langsung menjadi perhatian para mahasiswi yang berlalulalang lewat gerbang utama Universitas besar itu.
                “Itu bukannya Kaede Rukawa? Ngapain dia disini? Bukannya dia masuk Keio?” terdengar bisik-bisik dari 2 mahasiswi yang melihatnya dengan tatapan tidak percaya dan hampir saja menabrak tiang listrik didepannya.
                Ya, pantas mereka heran, ex-Ace SMA Shohoku itu seharusnya latihan di Universitas Keio, tempatnya kuliah sekarang, tapi kenapa dia malah berdiri dan sepertinya menunggu dengan tatapan tak tentu seperti itu. Yang dipergunjingkan malah diam aja, sudah biasa dia mendapatkan tatapan seperti itu, heran, kaget, kagum, nge-fans,dll, dia nyadar kok kalo dia ganteng dan itu membuatnya sedikit tidak nyaman, makanya setiap lima menit sekali dia menengok kearah dalam Universitas itu. Dan kali itu, saat menengok-yang mungkin ke 15 kalinya, akhirnya dia menghembuskan nafas lega. Yang ditunggu akhirnya datang juga.
                Dia disana sedang menunggu gadisnya, pacarnya lebih tepatnya, hari itu hari sabtu, dan rencananya mereka mau kembali ke Kanagawa sampai besok hari Senin. Gak ada yang menyangka dia disana rela menunggu pacarnya itu. Orang gak ada yang nyangka kalau dia udah punya pacar.
                “Hey, Nunggu lama ya?” tanya si pacarnya Rukawa
                “Hn,” Ngambek gitu.
                “Ih kok ngambek, aku tadi harus mengumpulkan makalahku ke dosen yang- kau tahu lah, si brewok…”
                Yang diajak ngomong cuma ngangguk, lalu mulai berjalan.
                “Oi..” yang dibelakang manggil, yang dipanggil cuma menoleh, bahkan gak berhenti berjalan. Gadis itu pun mengulurkan tangan kanannya.
                Terdengar geraman pelan dari pemain basket itu. Dan dengan sungkan kemudian berbalik dan berjalan kearah gadis berambut coklat itu.
                “Naomi-chan!!!”
Yang punya nama langsung menoleh kearah sumber suara melengking itu.
“Akako-chan, ada apa lagi?” tanya Naomi
“Aku mau minta tolong, bisakan? Bisa tidak kau menolongku menyusun makalah-…” gadis bernama Akako itu langsung berhenti dan terpana begitu menyadari seseorang memegang tangan kanan Naomi.
“Eh, itu…”
“Oh... hehe, dia, kau tahu lah… siapa dia?” kata Naomi sungkan sambil menggoyang-goyang tangannya yang masih terkait dengan punya Rukawa, berusaha melepaskanya, dia tidak mau orang-orang tahu tentang hubungannya dengan pemain andalan baru Universitas Keio itu, bisa berabe dia menghadapi fans-fans fanatiknya.
“Ka-ka-kae-kaede Rukawa? Kau mengenalnya?” tanya Akako dengan ekspresi tidak percaya tertera jelas diwajahnya.
“Oh- iya! Dia-dia… t..temanku SMA,iya teman SMA, kau tahukan aku juga dari Shohoku?” jawab Naomi terbata-bata
Sang Ace pun jadi merasa kesal, sudah menunggu lama, harus diganggu pula sama cewek cerewet satu ini. Bete dia. Apalagi dia juga jadi harus berakting kalo Naomi bukan pacarnya. Tapi bukannya mulai berakting dan berlagak cool, eh dia malah semakin kenceng megang tangan Naomi, ditambah narik Naomi kearahnya.
“Ayo pulang, aku sudah lapar,” katanya kemudian, kentara jelas di wajahnya dia sedang super kesal.
“Ahh!! Naomi-chan? Kau teman de- tunggu, kalian pacaran ya?” tanya Akako setelah berseru kaget melihat reaksi Rukawa yang langsung aja narik Naomi. Kata-kata barusan seketika sukses menyedot perhatian orang-orang di sekitarnya.
“Kaede..!”seru Naomi pelan sambil narik tangannya,”Oh, ehh gak!!,” katanya kemudian buru-buru ngelak dari pertanyaan paling dibencinya itu. Menyadari seharusnya dia tidak menjawab demikian dia langsung menoleh dan mendapati tatapan dingin dari cowok didekatnya itu.
“Maksudku…”
“Ayo.Pulang.”kata Rukawa kemudian dengan nada yang tidak bisa diganggu gugat lagi
“Kyaa~ Naomi-chan kenapa tidak pernah cerita padaku,eh-“
Sebelum Akako sempat menyelesaikan kata-katanya, Rukawa keburu menarik Naomi dan sempat dengan keras menubruk Rukawa. Melihat cowoknya udah super kesel kaya gitu, akhirnya Naomi nurutin apa kemauannya. Dia tahu apa betul apa yang membuat cowok itu bête, makanya daripada nambahin buruk mood kekasihnya itu dia lebih memilih ditarik-tarik gak sabar kaya gitu.
Bagi Rukawa bukannya dia bermaksud buat kasar sama ceweknya, tapi dia lagi bener-bener dalam bad mood, makanya dia lost control. Setelah sampai distasiun dan membeli tiket ke Kanagawa, akhirnya pegangan erat dari sang pemain basket itupun mengendur.
Dalam hati Naomi hanya bisa menunggu saat yang tepat untuk bicara dengan cowok terkasihnya itu. Saat menempati tempat duduk didalam kereta itu akhirnya dia mengembuskan nafasnya, sebenarnya belum lega betul, malah tambah ganjel dihati, abisnya liatin cowok disebelahnya itu memasang tampang dingin kepadanya jadi membuatnya ingin menangis. Dia paling gak tahan kalau harus menghadapi Rukawa yang dalam mode seperti itu. Rasanya dia seperti orang yang benar-benar asing dalam hidupnya. Dan dia juga sadar kalau dialah yang membuatnya seperti itu, kata-katanya saat menjawab pertanyaan teman kuliahnya itulah yang membuatnya demikian. Walau mereka sepakat buat nutupin hubungan asli mereka sampai paling enggak Naomi menjadi murid sophomore, tapi Rukawa paling sebel kalau Naomi bilang dia bukan pacarnya.
Dalam hati Naomi berfikir, bukan salahnya sepenuhnya sih, Akako tadi juga sudah mulai percaya saat Naomi bilang Rukawa cuman temannya, yang dulu emang satu SMA, tapi gara-gara si tampang coolnya itu malah menarik tangannya, Akako jadi memunculkan pertanyaan paling sulit untuk dijawabnya.
Dikereta itu, masing-masing sibuk dengan pikirannya. Rukawa sebenarnya gak berfikir, tapi dia masih mencoba mengontrol moodnya, heran juga saat itu dia gak milih buat tidur. Hari itu, benar-benar payah, dia kalah saat harus menghadapi Sawakita-lagi. Walau di Keio, timnya sekarang, ada dia, Mitsui, Sendoh, dan bahkan Sakuragi yang unbeatable kalau dipasangin sama dia, tetep aja dia belum bisa mengalahkan tu orang. Apalagi dia harus nungguin Naomi yang sempat telat dari waktu mereka seharusnya bertemu, dan ditambah dengan gadis cerewet yang pake acara bawel nanyain hubungan mereka segala.
“Hey…” Naomi coba membuka percakapan, tapi sepertinya gagal karena Rukawa masih aja membuang muka.
“Maaf, aku bingung mau jawab apalagi, abisnya kamu udah main narik-narik gitu…”
Gak ada respon dari yang diajak ngomong. Kembali Naomi menghembuskan nafas, mending dia ditinggal tidur cowoknya itu daripada berada disituasi serba salah yang menyebalkan seperti itu.
“Kaede…,” panggilnya lagi. Yang dipanggil cuman meliriknya sekilas
“Ayolah, bicara padaku, kau marah ya? Aku minta maaf-”
“Kenapa kau langsung menjawab enggak?” sahut Kaede, membuat Naomi kaget
“Kamu gak tau sifatnya Akako, dia tu gak bakalan berhenti kalau belum dapat jawaban yang dia inginkan, ditambah kamu juga narik aku-“
“Oh, begitu, kalo gitu bilang aja kalau aku pacarmu, gampang kan? Dia udah dpt yang dia inginkan, dan kita bisa langsung pulang,”kata Rukawa datar
“Hah?-Kita kan udah sepakat untuk merahasiakannya, kenapa-“ kembali Rukawa menyahutnya
“Aku gak liat alasan yang tepat kenapa kita merahasiakan hubungan ini, kalau kau takut dengan fansku, kau bisakan membalasnya, seperti saat SMA dulu, kamu gak takut sama orang gila gak ada kerjaan seperti mereka,” kata Rukawa tegas
“Itu dulu, dulu aku punya pengaruh kuat di SMA karena aku ketua OSIS, tapi sekarang, aku tuh cuman murid junior. Fansmu, itu, dari, segala, tingkat,”jelas Naomi memberi penekanan di beberapa kata terakhirnya
“Lalu?”
“Lalu?! Apa maksudmu?”
“Jelaskan ke mereka” kata Rukawa nggampangin, Naomi sekarang juga udah punya pengaruh lumayan kuat di BEM Univ. Tokyo.
Rahang Naomi terjatuh mendengar perkataan pacarnya itu, tapi dengan cepat dia menata diri dan  berfikir cepat dengan tenang,” aku bakal ngumumin kalau Kamu, Kaede Rukawa, adalah pacarku, tapi besok kalo aku udah Sophomore, itu kesepakatan kita,” katanya kemudian. Sunyi kembali mendatangi keduanya.
“Aku gak tau apa yang terjadi sama kamu hari ini, tapi hari ini kamu bener-bener seperti… Jerk” kata Naomi kemudian, kata kata terakhirnya diucapkan bersamaan dengan hembusan nafasnya. Baru kali itu dia mengatai kekasihnya itu seperti itu. Mendengar itu, Rukawa menoleh perlahan, dia gak percaya ceweknya sendiri nambahin buruk harinya. Mulut terkatup, dan mata gak berkedip memandang tidak percaya pada Naomi. Naomi sendiri gak percaya dia mengatakan kata-kata itu, dia terus membuang muka, gak berani membalas tatapan Rukawa yang terus menempel padanya, air matanya tertahan dipelupuk matanya, dia menggigit bibirnya untuk mencegahnya menetes.
Kali itu gentian Rukawa yang merasa serba salah, dia benci jika membuat Naomi menangis, apalagi gara-gara menahan amarahnya terhadap dirinya yang bahkan belum menjelaskan asal muasal bad moodnya kali itu.
Begitu sampai distasiun Shohoku, Naomi langsung berdiri dan meninggalkan cowok berambut hitam legam itu. Melihatnya buru-buru ninggalin dirinya seperti itu, Rukawa pun buru-buru nyusul, mencoba meraih tangan Naomi yang udah makin menjauh saat keluar dari stasiun. Saat berhasil menggapainya, Naomi masih gak mau menatapnya.
“Naomi,” panggilnya, yang dipanggil malah ingin menarik tangannya. Karna Rukawa yang, juga masih kesal, dan, moodnya belum terkontrol, sementara dia gak mau pacarnya ngambek sama dirinya, akhirnya dia pun menariknya, membuatnya menghadapnya, agar dia bisa menatap wajahnya dan membuatnya merasa baikan, dan dia bisa menjelaskan semuanya dengan lebih tenang, walau kali itu wajahnya Naomi yang terpasang adalah mode kesal.
Tapi dengan ulahnya itu, sepertinya malah membuat Naomi kesal, dia tambah frowning, kata-katanya masih tertahan dikerongkongannya, setiap saat bisa aja meledak.
“Aku tahu aku membuatmu kesal, tapi hari ini aku benar-benar mengahadapi hari yang berat,”
‘Bukan itu yang kuharapkan, bodoh,’ kata Naomi dalam hati, ‘mana kata-kata itu, setidaknya setelah kau membuat lecet tangan kananku,’ hanya kata maaf yang sekarang diinginkan Naomi untuk diucapkan cowok yang kini sedang menggoncangkan tubuhnya karena merasa tidak diperhatikan kata-katanya.
“Kenapa kau sekarang kau seperti banci, kasar banget sama cewek!”kata Naomi kemudian melampiaskan kekesalnya. Kata-kata Naomi barusan membuat Rukawa terpatung, jelas ini bukan pertanda baik, Naomi lagi bête stadium akhir.

About me

simple yet nice. it's good to be nice, anyway. no more no less. :)