MEET THE RUKAWAS
A Slam Dunk Fanfiction
Language : Bahasa Indonesia
Rate : General
Genre : Family, Drama, Comedy ( setidaknya menurutku)
Oneshot.
Pernah kepikiran gak tentang keluarga sang pangeran es? Bagaimana orangtuanya? Berapa saudaranya? Bagaimana dia berinteraksi dengan keluarganya? Well, yang satu ini bakalan merusak imajinasi kalian.
"Kensei, Hungarian tu bahasanya orang
kelaparan, ya?" tanya adik perempuan Rukawa sambil menurunkan majalah
Discovery Channel yang barusan dibacanya. Pertanyaan inosen tadi langsung
menyedot perhatian setiap insan diruang rawat inap itu. Bahkan Kensei, adik
bungsu Rukawa, orang yang diberi pertanyaan oleh kakak perempuannya itu, hampir
tersedak ludahnya sendiri karna pertanyaan konyol itu.
Mengembalikan mode dirinya ke cool mode,
Kensei kemudian menjawab pertanyaan nyeleneh kakaknya itu, "itu bahasa negara
Hungaria, kakak," ucapnya sambil meneruskan kegiatan membaca majalah
olahraganya tadi.
Momo
mengangguk-angguk mendapatkan jawabannya. Dia kemudian meneruskan membaca lagi.
Kedua Rukawa itupun tenggelam dalam bacaannya kembali dan ruang rawat itu kembali
sunyi.
Mitsui, Ayako, Miyagi, Kogure
dan kapten Akagi sweatdropped.
Kelima orang anggota club basket SMA
Shohoku itu tak bisa berkata-kata melihat kejadian barusan. Jadi para murid SMA Shohoku
itu ceritanya sedang mengunjungi pemain andalan Shohoku yang sedang sakit tipus
dirumah sakit. Di ruang rawat inap Rukawa saat itu hanya ada Rukawa yang sedang
terbaring lemas dan dua adiknya yang asik dengan bahan bacaanya, orang tua
Rukawa sedang berada dikantin.
Kelima orang itu rencananya mau
berpamitan dan segera pulang, tapi karena orang tua Rukawa belum kembali juga
dari kantin, maka kelimanya memutuskan untuk menunggunya. Tapi ternyata saat
menunggu hujan turun dengan sangat derasnya.
Jadilah mereka terjebak dirumah sakit
sore-sore. Untungnya saat mereka menunggu hujan reda, orang tua Rukawa muncul
membawa kudapan dan cemilan. Saat-saat itulah keempat pemuda dan seorang pemudi
itu berkesempatan mengamati keluarga sang pangeran es itu. Dan ternyata
bayangan mereka selama ini melenceng jauh. Sebelumnya mereka mengira Rukawa
tinggal dengan keluarga yang dingin dan kurang kasih sayang sampai Rukawa
sebegitu dinginnya. Tapi kenyataanya, orangtua Rukawa jauh dari kesan dingin,
bahkan mereka tidak percaya bahwa wanita yang sedang menyuapi pemuda cool itu
adalah nyonya Rukawa.
Memang tuan Rukawa terlihat berkharisma
dan mempunyai pembawaan yg tenang, mungkin dari dialah sifat cool Rukawa
diturunkan.
Tapi yang membuat mereka semakin tidak
percaya bahwa keluarga yang sangat terlihat mencerminkan keluarga bahagia itu
adalah keluarga Rukawa adalah kedua adik Rukawa. Meski Kensei Rukawa terlihat
sangat mirip dengan wajah dan kelakuan Kaede Rukawa, tapi komentar-komentar
cerdas dan kadang sarkas darinya menjauhkan dia dari ketagori cuek khas seorang
Kaede Rukawa. Apalagi Momoko Rukawa, gadis itu memang terlihat cool dan jutek,
tapi ocehannya benar-benar tak terduga keluar dari adik seorang Kaede Rukawa.
Dan dia usil.
Korban yang paling sering adalah
adiknya, seperti tadi. Pertanyaan yang membuat orang lain beranggapan bahwa
Kensei Rukawa the cool Boy punya kakak yang keterbelakangan.
Tapi selain itu, mereka juga akhirnya
bisa melihat sisi lain seorang Kaede Rukawa yang bisa manja saat sakit.
Jadi sebelum Nyonya RUkawa kembali dari
kantin tadi, Rukawa menolak untuk makan. Kata Momo kakaknya itu tidak mau kalo
tidak disuapi ibunya. Cowok-cowok badboy asal Shohoku itu cengo mendengar
penuturan Momo. Ya mereka maklum juga sih, perawatnya yang malah tebar pesona
itu mungkin malah semakin membuat Rukawa mual.
Sekarang ruangan itu senyap, hanya
terdengar suara sendok yang beradu dengan piring dimana Nyonya Rukawa yang
memakainya untuk menyuapi putranya.
Kakak Rukawa, Reiji Rukawa mencoba
membuka percakapan dengan rekan setim adiknya.
"Kalian baik banget ya, mau menjenguk,
Kaede" katanyƤ
"Rukawa-kun juga teman
kami, sudah sewajarnya lah," jawab kapten Akagi.
"Untung teman-temanmu baik, Kaede, coba kalo enggak, mana mau mereka njenguk manusia es kaya kamu itu," cibir Reiji ke adiknya yang
sedang lemah makan bubur.
Sebelum Rukawa menjawab olokan kakaknya,
Momo menyahut dengan suara penuh otoritas, yang bahkan Ayako kalah
menyainginya, "Reiji, jangan mulai deh, kamu gak mau kan diusir dari rumah
sakit ini karena membuat
keributan dengan pasien," ujar Momo, kelima anggota club basket Shohoku itu terhenyak, Momo
bisa terdengar sangat dingin dan seram dengan suaranya barusan.
"Maa, Momo-chan... Kok gitu..." balas Reiji sambil manyun, dari tadi
Reiji datang, dia selalu mencoba bermanis-manis dengan adiknya, tapi malah
ditanggapi dingin oleh keduannya.
"Udah kamu diem aja," jawab Momo masih dengan nada yang sama,
hidungnya tertutup majalahnya.
"Reiji-nii gak usah
ngejekin Kaede-nii, walaupun Kaede-nii lagi sakit, dia masih kuat buat nonjok kamu,"
kali ini gantian Kensei yang memberi nada dingin pada kakak sulungnya.
"Ara, adik-adikku kenapa kejem
banget sih sama aku? Giliran Kaede aja pasti dibaik--" perkataan mahasiswa
itu terputus setelah dirinya dihadiahi lirikan tajam dari adik perempuan nya
dan sebuah ucapan,"udah, diem aja."
Dan Reiji Rukawa, sulung keluarga Rukawa bungkam karena
ucapan simple adik perempuan satu-satunya.
"Nah, makan obatnya Kaede,"
kali ini gantian suara dewasa milik Nyonya Rukawa yang terdengar, seluruh mata- kecuali milik Kensei dan
Momo- menuju ke
arah sang pasien. Rukawa terlihat enggan dengan obat-obatan yang harus dikonsumsinya,
kerutan didahinya semakin terlihat.
"Enggak. Pahit," tolaknya sambil masih
cemberut.
Para penjenguk sweatdropped. Miyagi
tidak dapat membayangkan apa jadinya Rukawa setelah ini kalau saja Sakuragi ada
ditempat itu. Dan rekan setim Rukawa itu semakin heran ketika setelah melirik ibunya, Rukawa langsung menyahut gelas dan
meminta obatnya untuk segera memasukkannya ke mulutnya lalu menelannya.
Sepertinya kelima murid SMA Shohoku itu melewatkan lirikan tajam dari ibunda
pasien itu.
Terdengar Tuan Rukawa mendengus setelah
melihat kelakuan putranya itu. Dan Reiji sampai kesusahan menahan tawanya karna
kejadian barusan. Keduanya tahu bahwa segahar dan secuek apapun, putra-putri
dari keluarga Rukawa takkan berani menolak perintah ibunya apalagi setelah
diberi lirikan super maut.
"Siniin yang itu Ken, aku mau baca berita olahraga," perintah
Momo pada Kensei.
Dengan suka rela Kensei memberi kakaknya
majalah yang barusan dibacanya, dirinya kemudian membaca majalah Discovery
Channel yang barusan dibaca kakaknya.
Lima pasang mata memandang Momo,
mengantisipasi perkataan konyol yang barangkali akan keluar dari mulut gadis
itu. Tapi setelah cukup lama, Momo tetap anteng membaca majalah itu. Dirinya
sepertinya sangat khusyuk membaca artikel didalamnya. Mitsui, Kogure, Akagi,
Miyagi dan Ayako menahan diri untuk tidak menghembuskan nafas lega. Sudah
sering sekali mereka sweatdropped hari itu, capek.
Tapi tiba-tiba, "Ken, waktu dulu kamu
masih main sepak bola, kamu jadi apa? Jadi gelandangan ya?"
Pertanyaan dari Momo kali ini tak hanya
sukses membuat sweatdropped tapi juga sukses membuat facepalmed Kensei. Saking dia tak bisa berkata-kata apa lagi dengan
pertanyaan konyol yang entah beneran kakaknya itu gak ngerti atau dia cuman
iseng aja.
Bahkan Kaede Rukawa sendiri terlihat
nyengir dengan pertanyaan konyol kali ini.
"Gelandang kakak," ralat
Kensei,
Meski wajahnya berusaha se-cool mungkin, tapi tak memungkiri terdengar
nada frustasi dalam perkataannya barusan.
"iya itu juga boleh, maksudku juga
itu tadi" balas Momo ngasal.
Sembuh dari ke-cengo-annya, Kogure
kemudian bertanya, "loh, Kensei-kun pemain bola?"
"Dulu, waktu masih kecil,"
jawab Kensei
"Kamu kan sekarang juga masih kecil Ken," sanggah Reiji
"Waktu masih SD," ralat
Kensei walau dia seperti tidak menggubris kakaknya
"Kamu kan sekarang juga masih SD,Ke-"
"Urusai !!"
Boys will always be boys. Tuan Rukawa
dan istrinya menggelengkan kepalanya. Sepertinya terhibur dengan kelakuan
putra-putrinya.
"Hmm, semenjak Rukawa-kun jadi pemain andalan di Tomigaoka, SMP Tomigaoka
tidak pernah absen masuk majalah ya, pasti ada aja ulasan mengenai atlet-atlet
muda berbakat dari SMP itu," ujar Akagi.
Dirinya kebetulan habis
membaca artikel tentang pemain muda dari Tomigaoka yang menjadi rebutan para
pelatih SMA, sama seperti Rukawa dulu.
Beberapa kepala milik Reiji, Tuan Rukawa
dan yang lain menoleh memperhatikan Akagi karna ucapannya barusan.
"SMP Tomigaoka jadi terkenal
gara-gara Kaede ya?" kata Nyonya Rukawa, rasa bangga tertera jelas
diwajahnya. Rukawa pun juga terlihat bangga dengan pujian dari kapten dan dari
ibunya itu tadi.
Sementara Reiji mendengus.
Dari ketiga Putra Rukawa itu, memang dialah satu-satunya yang tidak tertarik
dengan olahraga. Dirinya malah tertarik menjadi Robotik daripada atlet. Saat
ini dia bahkan sedang kuliah mengambil jurusan tersebut.
"Nah, gitu loh Kensei, kamu mau
jadi gelandangan ('GELANDANG!!') mau jadi apa, tapi kamu tetap harus hebat,
seperti aniki, bisa terus-terusan masuk majalah gitu..." ucap Momo.
Meski masih ada kata gelandangan yang
seharusnya diganti dengan gelandang, tapi Kensei mengerti benar dengan maksud
saudarinya itu. Dirinya tidak boleh setengah-setengah dalam berusaha, dirinya
harus bisa menjadi hebat seperti kakaknya yang sangat dibanggakan oleh
orang-orang, apalagi keluarganya mendukung penuh apa yang menjadi cita-citanya.
Mendengar ocehan Momo, Reiji dan Kaede
Rukawa tersenyum, meski dengan cara konyol, tapi mereka senang Momo berhasil
memotivasi adik bungsunya.
Apalagi Tuan dan Nyonya Rukawa, senyuman
mereka semakin merekah setelah mendengar celotehan Momo yang ngaco itu. Tak
hanya terhibur, mereka juga semakin bangga dengan anak-anaknya yang satu sama
lain saling mendukung.
Kapten Akagi terlihat mengagumi
perkataan Momo, dari semua omongannya hari itu, sepertinya hanya itu
satu-satunya perkataan yang paling cerdas
__end
Terima kasih telah membaca, kami mengharapkan umpan balik positif dari anda sekalian. :))

Tidak ada komentar:
Posting Komentar